Video Klip Pilihan

Monday, July 07, 2008

|| Epilog Pewaris Utusan ||

بسم الله الرحمن الرحيم

TanpaMu kasih ku tak berdaya, hilang punca dan arah, hanyut alpa di arus bergelora. Kasih, diriku lemah, lemas dalam sengsara mengingkari titahMu yang perkasa. Hanya padaMu tempatku berlindung dan bernaung dari segala godaan si durjana.


Rebah diri melutut sujud,
Mendamba secebis keampunan,
Mencari selembar keredhaan,
Gelintar seutas makrifat,
Menagih hamparan hidayah,
Menyuluh gelap pekat kesiangan.

Menyorot tinta hitam terukir,
Mengapa harus ia terjadi,
Mencemari lorong sempit perjuangan,
Bukankah aku dipilih ilahi,
Bukankah aku pewaris utusan,
Pewaris unggul utusan teragung.

Masih berputar memikir cara,
Keluar jauh dari melibat,
Membiar penerus galak beraksi,
Melihat di kejauhan pandangan mata,
Tanpa diduga minta dipencak,
Membantu mengharung onak berduri.

Mampukah melawan arus kegelapan,
Mengiringi jejak langkah prejudis,
Sedang diri dibelenggu si durjana,
Sentiasa mengajak jalan mungkar,
Disaat lelah mencabuk nafsu,
Mendidik jiwa intim Ilahi.

Namun si hitam terus melingkar,
Masih meniti di sisi perjuangan,
Tatkala diri lesu dan goyah,
Ku kuatkan iman iltizam berkobar,
Yang berlalu itu iktibar,
Tersusun strategi buat mendatang.

Mata memandang seribu impian,
Mengharap diri penerus picisan,
Tinta hitam berlalu tidak,
Membiarkan mudah jalan berjuang,
Sunnah mengiringi menuju Allah,
Nafsu Syaitan rencah berpencak.

Walau diasak berundur diri,
Ku pujuk diri usah mundur,
Jangankan setapak perangilah,
Kuatkan azam menuju hadapan,
Harapan di sana penuh dokongan,
Insan dikasihi menabur semangat.

Memahami diri dipenuhi ranjau,
Menyelami minda transaksi juang,
Biarpun pernah bertinta hitam,
Masih teguh berdiri dibelakang,
Memberi sepenuh jiwa berdakap,
Menghapus jejak hitam nan lalu.

Epilog seorang waris utusan,
Kisah realiti penuh tragis,
Nostalgia hitam dicemuh hina,
Melemah jiwa jalan juang,
Punah hidup kelak difikir,
Moga terpelihara ke akhir hayat.

Emosi berkecamuk,
Pejabat pengurusan terunggul,
Masakin Othman,
Timur Tengah.
7 Julai 2008 | 729 PM.

Kata Muthaqqaf:Terima kasih buat semua yang sentiasa menyokong karier penulis terutama yang benar-benar memahami diri ini dengan sedalam-dalamnya. Tanpa kalian yang tidak mustahil penulis tersungkur futur ke belakang. Mencampak diri jauh ke lembah murka. Meski diasak keras dengan kelemahan iman di dada, syukur penulis masih mampu berdiri di sini. Dengan bantuan, sokongan kalian menghargai, menyayangi, mengasihi diri ini. Terima kasih sekali lagi.


Nukilan Ilham Nurani,

MaHbUb MaRdHaTiLLaH,
ZuLmArWa

No comments: